TUGAS
MAKALAH
SATELIT
GEOSTASIONER

Disusun
Oleh :
1.
ERICKA TRIMA SUSETYA ( 11 )
2.
GANGGA SAN OKE ( 14 )
3.
PUTRI NUR AMALIAH ( 25 )
4.
ROSA ASTARINA PURWADI ( 28 )
Kelas : XI.MIA.3
SEKOLAH MENENGAH ATAS
SMA NEGERI 1 BOJA
Tahun Ajaran 2014/2015
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Satelit Geostasioner. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Asari,S.Pd. selaku
KepalaSekolah SMA Negeri 1 Boja.
2.
Ibu Sri Ciptaningsih
selaku pengampu mata pelajaran fisika.
3. Bapak
dan ibu yang telah memberikan do’a dan
semangat.
4.
Seluruh teman-teman
SMAN 1 Boja yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Boja, 1 Oktober
2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan fasilitas telekomunikasi kian meningkat
hampir di seantero dunia. Apalagi bagi negara-negara yang memiliki rintangan –
rintangan alamiah, seumpama kepulauan, gurun tandus, dan sebagainya akan
memelukan system komunikasi khusus seperti system gelombang mikro, hambur tropo
(troposcatter) ataupun system komunikasi yang menggunakan satelit.
Digunakannya system satelit dimaksudkan agar kebutuhan
permintaan jasa telekomunikasi dari daerah – daerah terpencil dapat dilayani.
Atau dengan system satelit ini diperkiraka rantai komunikasi akan dapat
disambungkan ke seluruh daerah yang semula tidak mudah dimasuki oleh metoda
gelombang mikro sebagai system darat (terestial). Melalui satelit, semua tempat
dalam negeri dapat dijangkau oleh fasilitas komunikasi baik fasilitas berupa
penyaluran telekomunikasii sendiri, maupun fasilitas lainnya.
Teknologi satelit saat ini menjadi sangat menarik bagi
para pelaku bisnis telekomunikasi baik yang berskala global maupun yang
berskala regional. Dalam teknologi satelit, semakin tinggi kemampuan yang
dimiliki, semakin rendah biaya yang dikeluarkan, dan meningkatnya
permintaan-permintaan pelanggan telah menciptakan berbagai kesempatan baru yang
luar biasa. Pada akhirnya celah orbit (orbital slot) dan pita-pita frekuensi
pada GEO, MEO, maupun LEO menjadi aset yang sangat berharga. Koordinasi
frekuensi antara para operator menjadi sangat sulit dilakukan dan hal ini akan
menjadi ancaman yang membahayakan bagi bisnis satelit itu sendiri. Salah satu
dari satelit tersebut adalah satelit geostasioner. Satelit geostasioner adalah
satelit di orbit geostasioner, dengan periode orbit yang sama dengan periode
rotasi bumi. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang satelit geostasioner.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Orbit Geostasioner
Orbit
Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di
atas ekuator Bumi (lintang
0°), dengan eksentrisitas orbital sama
dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) diangkasa
karena periode orbit objek
tersebut mengelilingi Bumi sama dengan perioda
rotasi Bumi.
2.2 Posisi Satelit Geostasioner
Satelit geostasioner
terletak tepat di atas khatulistiwa bumi dan berputar mengelilingi bumi dalam
orbit lingkaran. Ini kecepatan bergulir dan arah (barat ke timur) adalah persis
sama dengan bumi, yang membuatnya tampak diam dari permukaan bumi. Satelit geostasioner memiliki posisi tetap yaitu pada lintang 0°, perbedaan lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit geostasioner memiliki
kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan rotasi bumi. Oleh karena
itulah satelit ini seakan-akan terlihat diam pada satu titik jika dipantau dari
permukaan bumi.
Ide satelit geostasioner untuk kegunaan komunikasi dipublikasikan pada
tahun 1928 oleh Herman Potočnik.
Orbit geostasioner dipopulerkan
pertama kali oleh penulis fiksi ilmiah Arthur
C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang berguna untuk satelit
komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut sebagai orbit Clarke.
Dikenal pula istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari
permukaan laut rata-rata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner
dapat dicapai.
Sebuah satelit
geostasioner dapat dihubungi melalui antena directional, antena biasanya dish
kecil, ditargetkan pada lokasi di langit di mana satelit tampak mengapung. Dish
Antena ini secara permanen dapat diletakkan di satu tempat dan murah
dibandingkan dengan pelacakan antena. Satu satelit geostasioner dapat mencakup
sekitar 40 persen dari luas permukaan bumi. Tiga satelit geostasioner tersebut,
masing-masing dipisahkan oleh 120 derajat bujur, dapat menawarkan cakupan luas
permukaan bumi lengkap, dengan penghilangan daerah lingkaran kecil terletak di
utara dan selatan kutub geografis. Masa operasinya dari satelit geostasioner
adalah sepuluh sampai lima belas tahun.
2.3 Keuntungan Satelit Geostasioner
Satelit geosynchronous memiliki keuntungan yang tersisa
secara permanen di daerah yang sama dari langit, seperti yang dilihat dari
lokasi tertentu di Bumi, sehingga secara permanen dalam pandangan dari stasiun
tanah yang diberikan. Satelit geostasioner memiliki sifat khusus yang tersisa
secara permanen tetap di posisi yang sama persis di langit, yang berarti bahwa
tanah berbasis antena tidak perlu melacak mereka tetapi tetap dapat diperbaiki
dalam satu arah. Satelit tersebut sering digunakan untuk tujuan komunikasi,
jaringan geosynchronous adalah jaringan komunikasi yang didasarkan pada
komunikasi dengan atau melalui satelit geosynchronous.
Karena
posisi nya yang tetap, satelit geostasioner mampu memonitor suatu daerah secara terus-menerus. Satelit geostasioner memiliki
keunggulan dalam resolusi waktu.
Citra yang diperoleh satelit ini merupakan citra
real time, artinya begitu kamera mengambil gambar maka langsung
ditampilkan , sehingga memungkinkan forecaster untuk memonitor proses
dari sistem cuaca yang besar
seperti fronts, storms dan hurricanes. Arah dan kecepatan angin juga bisa diperkirakan berdasarkan
monitoring pergerakan
awan.
2.4 Kelemahan Satelit
Geostasioner
Salah satu
kelemahan dari geostasioner satelit merupakan hasil dari ketinggian,tinggi
sinyal radio memakan waktu sekitar 0,25 per detik untuk mencapai dan kembali
dari satelit sehingga penundaan sinyal kecil tapi signifikan. Penundaan ini
meningkatkan kesulitan percakapan telepon dan mengurangi kinerja protokol
jaringan umum seperti TCP / IP, tetapi tidak menyajikan masalah dengan
non-interaktif sistem seperti siaran televisi. Ada sejumlah proprietary
protokol data satelit yang dirancang ke proxy TCP / IP koneksi lebih lama delay
satelit link-ini dipasarkan sebagai solusi parsial terhadap kinerja yang buruk
dari TCP pribumi atas link satelit. TCP mengandaikan bahwa semua kerugian
karena kemacetan, bukan kesalahan, dan probe kapasitas link dengan algoritma yang
"slow-start", yang hanya mengirimkan paket setelah diketahui bahwa
paket telah diterima sebelumnya. Mulai lambat sangat lambat selama jalan
menggunakan satelit geostasioner.
Kelemahan
lain dari satelit geostasioner adalah cakupan geografis kurang lengkap, karena
tanah stasiun di lebih tinggi dari sekitar 60 derajat lintang mengalami
kesulitan andal menerima sinyal pada ketinggian rendah. Piring satelit di
lintang tinggi seperti akan perlu menunjuk hampir langsung menuju cakrawala.
Sinyal akan harus melewati jumlah terbesar dari atmosfer, dan bahkan bisa
diblok oleh tanah, vegetasi topografi atau bangunan. Di Uni Soviet, solusi
praktis yang dikembangkan untuk masalah ini dengan penciptaan khusus Molniya /
Orbita jaringan satelit jalan miring dengan orbit elips. Orbit elips serupa
digunakan untuk satelit Sirius Radio.
Satelit geostasioner juga memiliki kekurangan dalam resolusi ruang. Area yang diamati
terbatas hanya pada area tertentu saja. Selain itu resolusi wilayahnya terlalu kasar karena letak satelit geostasioner yang tinggi. Oleh
karena itu satelit geostasioner
lemah dalam pencitraan pada
ruang sempit tapi cocok untuk memonitor
sistem cuaca besar.
Hasil
pengamatan satelit geostasioner
untuk meterologi dan klimatologi :
·
Lokasi, intensitas, dan pergerakan badai tropis,
·
Deteksi debu vulkanik (Volcanic ash detection)
·
Pergerakan awan, angin, dan uap air
·
Deteksi kabut dan awan rendah
·
Analisa tipe awan, SST, LST, OLR
·
Radiasi matahari, pemantauan ozon total
·
Kelembaban troposfer atas
·
Estimasi Presipitasi
·
Sounding suhu dan kelembaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar