Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 08 Desember 2014

Satelit Geostasioner

TUGAS MAKALAH
SATELIT GEOSTASIONER

Logo SMA N 1 Boja.jpg
                                                                               


                                                                            







Disusun Oleh :
1.              ERICKA TRIMA SUSETYA ( 11 )
2.              GANGGA SAN OKE ( 14 )
3.              PUTRI NUR AMALIAH ( 25 )
4.              ROSA ASTARINA PURWADI ( 28 )

Kelas : XI.MIA.3








SEKOLAH MENENGAH ATAS
SMA NEGERI 1 BOJA
Tahun Ajaran 2014/2015
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul Satelit Geostasioner. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Asari,S.Pd. selaku KepalaSekolah SMA Negeri 1 Boja.
2.       Ibu Sri Ciptaningsih selaku pengampu mata pelajaran fisika.
3.       Bapak dan ibu  yang telah memberikan do’a dan semangat.
4.       Seluruh teman-teman SMAN 1 Boja yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
            Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan  kritik  dan  saran  yang  bersifat  membangun  demi  kesempurnaan makalah ini.  Semoga  makalah ini  memberikan  informasi  bagi  masyarakat  dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Boja, 1 Oktober 2014
                                                                                                           

                             Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN

Kebutuhan akan fasilitas telekomunikasi kian meningkat hampir di seantero dunia. Apalagi bagi negara-negara yang memiliki rintangan – rintangan alamiah, seumpama kepulauan, gurun tandus, dan sebagainya akan memelukan system komunikasi khusus seperti system gelombang mikro, hambur tropo (troposcatter) ataupun system komunikasi yang menggunakan satelit.
Digunakannya system satelit dimaksudkan agar kebutuhan permintaan jasa telekomunikasi dari daerah – daerah terpencil dapat dilayani. Atau dengan system satelit ini diperkiraka rantai komunikasi akan dapat disambungkan ke seluruh daerah yang semula tidak mudah dimasuki oleh metoda gelombang mikro sebagai system darat (terestial). Melalui satelit, semua tempat dalam negeri dapat dijangkau oleh fasilitas komunikasi baik fasilitas berupa penyaluran telekomunikasii sendiri, maupun fasilitas lainnya.
Teknologi satelit saat ini menjadi sangat menarik bagi para pelaku bisnis telekomunikasi baik yang berskala global maupun yang berskala regional. Dalam teknologi satelit, semakin tinggi kemampuan yang dimiliki, semakin rendah biaya yang dikeluarkan, dan meningkatnya permintaan-permintaan pelanggan telah menciptakan berbagai kesempatan baru yang luar biasa. Pada akhirnya celah orbit (orbital slot) dan pita-pita frekuensi pada GEO, MEO, maupun LEO menjadi aset yang sangat berharga. Koordinasi frekuensi antara para operator menjadi sangat sulit dilakukan dan hal ini akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi bisnis satelit itu sendiri. Salah satu dari satelit tersebut adalah satelit geostasioner. Satelit geostasioner adalah satelit di orbit geostasioner, dengan periode orbit yang sama dengan periode rotasi bumi. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang satelit geostasioner.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Orbit Geostasioner
Orbit Geostasioner adalah orbit geosinkron yang berada tepat di atas ekuator Bumi (lintang 0°), dengan eksentrisitas orbital sama dengan nol. Dari permukaan Bumi, objek yang berada di orbit geostasioner akan tampak diam (tidak bergerak) diangkasa karena periode orbit objek tersebut mengelilingi Bumi sama dengan perioda rotasi Bumi.
2.2 Posisi Satelit Geostasioner

Satelit geostasioner terletak tepat di atas khatulistiwa bumi dan berputar mengelilingi bumi dalam orbit lingkaran. Ini kecepatan bergulir dan arah (barat ke timur) adalah persis sama dengan bumi, yang membuatnya tampak diam dari permukaan bumi. Satelit geostasioner memiliki posisi tetap yaitu pada lintang 0°, perbedaan lokasi satelit ini hanya pada letak bujurnya saja. Satelit geostasioner memiliki kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan rotasi bumi. Oleh karena itulah satelit ini seakan-akan terlihat diam pada satu titik jika dipantau dari permukaan bumi.
Ide satelit geostasioner untuk kegunaan komunikasi dipublikasikan pada tahun 1928 oleh Herman Potočnik. Orbit geostasioner dipopulerkan pertama kali oleh penulis fiksi ilmiah Arthur C. Clarke pada tahun 1945 sebagai orbit yang berguna untuk satelit komunikasi. Oleh karena itu, orbit ini kadang disebut sebagai orbit Clarke. Dikenal pula istilah Sabuk Clarke yang menunjukkan bagian angkasa 35.786 km dari permukaan laut rata-rata di atas ekuator dimana orbit yang mendekati geostasioner dapat dicapai.
Sebuah satelit geostasioner dapat dihubungi melalui antena directional, antena biasanya dish kecil, ditargetkan pada lokasi di langit di mana satelit tampak mengapung. Dish Antena ini secara permanen dapat diletakkan di satu tempat dan murah dibandingkan dengan pelacakan antena. Satu satelit geostasioner dapat mencakup sekitar 40 persen dari luas permukaan bumi. Tiga satelit geostasioner tersebut, masing-masing dipisahkan oleh 120 derajat bujur, dapat menawarkan cakupan luas permukaan bumi lengkap, dengan penghilangan daerah lingkaran kecil terletak di utara dan selatan kutub geografis. Masa operasinya dari satelit geostasioner adalah sepuluh sampai lima belas tahun.

Satelite BroadCast

2.3 Keuntungan Satelit Geostasioner

Satelit geosynchronous memiliki keuntungan yang tersisa secara permanen di daerah yang sama dari langit, seperti yang dilihat dari lokasi tertentu di Bumi, sehingga secara permanen dalam pandangan dari stasiun tanah yang diberikan. Satelit geostasioner memiliki sifat khusus yang tersisa secara permanen tetap di posisi yang sama persis di langit, yang berarti bahwa tanah berbasis antena tidak perlu melacak mereka tetapi tetap dapat diperbaiki dalam satu arah. Satelit tersebut sering digunakan untuk tujuan komunikasi, jaringan geosynchronous adalah jaringan komunikasi yang didasarkan pada komunikasi dengan atau melalui satelit geosynchronous.
Karena posisi nya yang tetap,  satelit geostasioner mampu memonitor suatu daerah secara terus-menerus. Satelit geostasioner memiliki keunggulan dalam resolusi waktu. Citra yang diperoleh satelit ini merupakan citra real time, artinya begitu kamera mengambil gambar maka langsung ditampilkan , sehingga memungkinkan forecaster untuk memonitor proses dari sistem cuaca yang besar seperti fronts, storms dan hurricanes. Arah dan kecepatan angin juga bisa diperkirakan berdasarkan monitoring pergerakan awan.

2.4 Kelemahan Satelit Geostasioner

Salah satu kelemahan dari geostasioner satelit merupakan hasil dari ketinggian,tinggi sinyal radio memakan waktu sekitar 0,25 per detik untuk mencapai dan kembali dari satelit sehingga penundaan sinyal kecil tapi signifikan. Penundaan ini meningkatkan kesulitan percakapan telepon dan mengurangi kinerja protokol jaringan umum seperti TCP / IP, tetapi tidak menyajikan masalah dengan non-interaktif sistem seperti siaran televisi. Ada sejumlah proprietary protokol data satelit yang dirancang ke proxy TCP / IP koneksi lebih lama delay satelit link-ini dipasarkan sebagai solusi parsial terhadap kinerja yang buruk dari TCP pribumi atas link satelit. TCP mengandaikan bahwa semua kerugian karena kemacetan, bukan kesalahan, dan probe kapasitas link dengan algoritma yang "slow-start", yang hanya mengirimkan paket setelah diketahui bahwa paket telah diterima sebelumnya. Mulai lambat sangat lambat selama jalan menggunakan satelit geostasioner.
Kelemahan lain dari satelit geostasioner adalah cakupan geografis kurang lengkap, karena tanah stasiun di lebih tinggi dari sekitar 60 derajat lintang mengalami kesulitan andal menerima sinyal pada ketinggian rendah. Piring satelit di lintang tinggi seperti akan perlu menunjuk hampir langsung menuju cakrawala. Sinyal akan harus melewati jumlah terbesar dari atmosfer, dan bahkan bisa diblok oleh tanah, vegetasi topografi atau bangunan. Di Uni Soviet, solusi praktis yang dikembangkan untuk masalah ini dengan penciptaan khusus Molniya / Orbita jaringan satelit jalan miring dengan orbit elips. Orbit elips serupa digunakan untuk satelit Sirius Radio.
Satelit geostasioner juga memiliki kekurangan dalam resolusi ruang. Area yang diamati terbatas hanya pada area tertentu saja. Selain itu resolusi wilayahnya terlalu kasar karena letak satelit geostasioner yang tinggi. Oleh karena itu satelit geostasioner lemah dalam pencitraan pada ruang sempit tapi cocok untuk memonitor sistem cuaca besar.
Hasil pengamatan satelit geostasioner untuk meterologi dan klimatologi :
·         Lokasi, intensitas, dan pergerakan  badai tropis,
·         Deteksi debu vulkanik (Volcanic ash detection)
·         Pergerakan awan, angin, dan uap air
·         Deteksi kabut dan awan rendah
·         Analisa tipe awan, SST, LST, OLR
·         Radiasi matahari, pemantauan ozon total
·         Kelembaban troposfer atas
·         Estimasi Presipitasi

·         Sounding suhu dan kelembaban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar